KBM DKV > Kelas X-DKV
Batik Kaung: Filosofi, Sejarah, dan Keindahan Klasik Nusantara
Posted by: Admin | Senin, 25 Agustus 2025 04:00
KBM DKV > Kelas X-DKV
Batik Kaung: Filosofi, Sejarah, dan Keindahan Klasik Nusantara
Posted by: Admin | Senin, 25 Agustus 2025 04:00
Batik Kaung: Filosofi, Sejarah, dan Keindahan Klasik Nusantara
Indonesia dikenal sebagai negeri dengan ragam batik yang kaya akan makna dan estetika. Salah satu motif batik klasik yang memiliki nilai filosofis mendalam adalah Batik Kaung. Motif ini bukan hanya sekadar hiasan kain, tetapi juga simbol kebijaksanaan dan budi pekerti luhur yang diwariskan turun-temurun.
Asal-usul Batik Kaung
Batik Kaung berasal dari tradisi batik Jawa, terutama berkembang di lingkungan keraton. Kata kaung sendiri dalam bahasa Jawa sering diartikan sebagai “burung elang” atau “rajawali”. Burung ini dipandang sebagai hewan yang memiliki kekuatan, ketajaman penglihatan, serta keagungan. Dengan demikian, motif Kaung menggambarkan kebesaran jiwa, kewibawaan, dan kemampuan untuk memimpin dengan bijaksana.
Filosofi dan Makna
Motif Kaung melambangkan:
Kewibawaan → Seperti elang yang terbang tinggi, motif ini memberi simbol kedudukan yang terhormat.
Ketajaman hati dan pikiran → Burung elang dikenal dengan penglihatan yang tajam, diibaratkan manusia yang mampu berpikir jernih dan visioner.
Kekuatan jiwa → Tidak hanya kekuatan fisik, melainkan juga kesabaran, pengendalian diri, dan kebijaksanaan.
Di masa lalu, Batik Kaung biasanya digunakan oleh bangsawan, pejabat keraton, atau orang yang memiliki peran penting dalam masyarakat. Pemakaiannya dimaksudkan agar pemakainya selalu bijak dalam mengambil keputusan serta disegani lingkungannya.
Ciri Khas Motif Batik Kaung
Secara visual, Batik Kaung ditandai dengan:
Pola geometris teratur, yang memberikan kesan rapi dan berwibawa.
Motif sayap atau burung elang, digambarkan secara stilisasi sehingga terlihat abstrak namun tetap elegan.
Warna klasik, biasanya menggunakan coklat sogan, hitam, dan putih gading yang menekankan kesederhanaan sekaligus keanggunan.
Relevansi Batik Kaung di Masa Kini
Meski berasal dari tradisi keraton, Batik Kaung kini semakin populer dalam berbagai kesempatan. Kain dengan motif Kaung tidak hanya dikenakan dalam upacara adat atau acara resmi, tetapi juga dikreasikan menjadi busana modern seperti kemeja, gaun, hingga aksesoris fesyen.
Di era sekarang, Batik Kaung tetap membawa pesan penting: mengingatkan pemakainya untuk memiliki kebijaksanaan, budi pekerti, serta keteguhan hati dalam menghadapi tantangan hidup.
Penutup
Batik Kaung bukan hanya kain bergambar indah, tetapi warisan budaya dengan filosofi yang dalam. Ia mengajarkan bahwa keindahan sejati bukan hanya terlihat dari luar, melainkan juga dari kebijaksanaan dan keluhuran budi yang dimiliki seseorang. Dengan terus melestarikan dan mengenakan Batik Kaung, kita ikut menjaga warisan budaya bangsa agar tetap hidup di tengah perkembangan zaman.
TUGAS KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SENIN, 25 AGUSTUS 2025 KELAS X-DKV:
Buatlah pola batik kaung dengan mengikuti langkah-langkah seperti pada video tutorialdi bawah ini.
Catat di buku kalian, langkah-langkah membuat pola batik kaung seperti pada video di bawah ini
Batik Kaung adalah salah satu motif khas Pekalongan yang dikenal dengan corak flora-fauna (biasanya berupa motif tumbuhan merambat / suluran dan hewan kecil seperti kupu-kupu atau burung).
Berikut langkah-langkah membuat pola manual:
Langkah Pola Menggambar Batik Kaung Secara Manual
1. Persiapan Alat & Bahan
Pensil (2B atau H untuk sketsa awal)
Penggaris
Kertas polos / kertas kalkir / kain mori (untuk langsung membatik)
Penghapus
Spidol hitam / tinta china untuk menegaskan pola
2. Menentukan Bidang Gambar
Buat bidang kerja berbentuk persegi atau persegi panjang sesuai ukuran kain/kertas.
Tentukan apakah pola akan dibuat full repeat (berulang) atau kombinasi tengah + pinggir.
3. Membuat Pola Dasar
Bagi bidang gambar dengan garis bantu (grid kotak atau garis diagonal) untuk memudahkan pengulangan motif.
Tentukan motif utama (biasanya suluran tumbuhan, bunga, atau hewan kecil).
4. Menggambar Motif Utama (Kaung)
Sketsa bentuk suluran (batang merambat) secara melengkung mengikuti arah diagonal atau melingkar.
Tambahkan daun pada kanan kiri suluran.
Tambahkan bunga atau buah di beberapa titik pertemuan suluran.
Sisipkan fauna kecil seperti kupu-kupu, burung kecil, atau serangga sesuai ciri khas batik Kaung.
5. Menambahkan Isen-Isen (Isian Khas Batik)
Isen-isen adalah detail pengisi ruang kosong, misalnya:
Cecek (titik-titik kecil)
Sawut (garis halus menyerupai serabut)
Ukel (garis melingkar kecil)
Sisik (bentuk menyerupai sisik ikan)
6. Mengatur Komposisi Pola
Pastikan pola menyebar merata (tidak menumpuk di satu sisi).
Gunakan prinsip pengulangan (repeat pattern) agar motif bisa menyatu jika digambar di bidang lebih luas.
7. Menegaskan Pola
Setelah sketsa selesai, tebalkan pola dengan spidol hitam / tinta.
Rapikan garis bantu yang tidak diperlukan.
8. Uji Repetisi
Coba bayangkan atau gambar sambungan pola di samping/atas-bawah.
Pastikan motif tetap menyambung dengan rapi (tidak terputus).
Jadi inti pola batik Kaung adalah suluran tumbuhan + isen-isen khas batik + motif fauna kecil yang digambar berulang secara harmonis